Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ketika Cinta Harus Memilih 03 | Cerpen Cinta


Menulislah karena memang kau suka, Bukan karena kau ingin di sukai,

Lanjutan Ketika Cinta Harus memilih kali ini ternyata molor dari waktu yang di prediksikan. Pasalnya, Komputer resto mendadak rusak di tambah lepi ku mendadak eror. Penyakit lama kumat alias nggak bisa conect wifi. Ck ck ck. Tapi untunglah malam ini bisa so akhirnya lanjutannya muncul.

Gimana ceritanya?. Yuks kita simak bareng....


Ketika Cinta Harus Memilih

Untuk ke sekian kalinya Cinta menghembuskan nafas beratnya. Kembali di ambilnya air dari keran yang ada di depannya hanya untuk sekedar membasuh wajah. Hari ini emosinya benar - benar di terasa di permainkan. Bagai mana tidak. Baru pertama kali ia menginjak kan kaki di halaman kampusnya, teror sudah menyambutnya. Baik dari senior maupun juniornya. Siapa lagi kalau bukan para Fans Berat Rangga. Makhluk yang paling songong di antara yang tersongong.

Setelah terlebih dahulu mengeringkan wajahnya dengan sapu tangan yang ia bawa, Cinta Segera bersiap - siap keluar. Namun belum juga 5 langkah ia segera mengaduh kesakitan karena telah sukses mendarat di lantai akibat dorogan dari ketiga orang cewek. Sepertinya si seniornya, atau mungkin malah juniornya. Entahlah, yang jelas Cinta tidak mengenalnya.

"Kalian mau apa?" Tanya Cinta to the point.

"Kenapa loe kecentilan deket - deket sama Rangga?".

"HA?" Teriak Cinta Refleks. Astaga, Jadi ini masih berhubungan sama Rangga. Setelah untuk sejenak ia menghembuskan nafas , ia langsung bangkit berdiri.

"Denger ya, Gue tegasin sama kalian. Gue, Cinta Sama sekali nggak ada hubungannya sama makluk yang namanya Rangga" Bentak Cinta yang mau tak mau sedikit membuat ketiga orang cewek itu mundur. Kaget mungkin karena tidak menyangka bakal mendapat perlawanan.

"Nggak ada hubungannya?" Tanya Cewek itu sinis setelah tadi sempat terdiam untuk beberapa saat.

"Terus yang kemaren itu?" sambung yang satunya.

"Kemaren itu cuma ada kesalahan teknis. Kalau kalian masih ingin tau kejelasaannya tanya langsung sama Rangga. Dan inget jangan pernah berani ganggu gue lagi" Balas Cinta sengit sambil mendorong tubuh Cewek yang berdiri tepat dihadapannya dan segera berlalu meninggal kan ketiganya dengan tampang shocknya.

Tepat saat cinta melewati koridor kelasnya matanya menangkap sosok Rangga yang berdiri di unjung lorong. Tanpa Basa - basi segera di langkahkan kakinya. Rangga tampak sedikit terkejut saat mendapati kehadiran Cinta yang tiba - tiba.

"Eh, ada apa sayang?" Sapa Rangga sengaja mengoda saat melihat raut cemberut di wajah Cinta.

"Sayang kepala mu" Damprat Cinta cepat. "Denger ya, Gue nggak mau tau, Sekarang juga loe harus beresin semua masalah ini".

"Masalah?" Kening Ranga terlihat berkerut bingung.

"Jangan belagu. Jelasin sama semua pengikut - pengikut loe kalau gue bukan pacar loe. Dan satu lagi, Sekalian bilangin sama mereka, Berhenti buat neror gue. Ngerti loe".

Selesai berkata Cinta segera berbalik. Berniat untuk langsung pergi tapi tangan Rangga sudah terlebih dahulu menahannya.

"Neror?. Maksutnya?".

Cinta segera menarik tanggannya sehingga pegangan itu terlepas. Mutar mata merasa enek. Dilemparkannya tatapan paling sinis kearah Rangga yang juga sedang menatapnya lurus. Tiada kata yang terlontar dari mulutnya. Bibirnya hanya mencibir sebelum kemudian berlalu pergi tanpa memperdulikan Rangga yang masih menanti jawabannya.

Setelah membereskan buku - bukunya, Cinta segera beranjak pulang. Ingin cepat - cepat meninggalkan kampusnya. Karena ketidak hadiran sahabatnya, Kasih menambah deritanya. Ia juga merasa super bosan melihat tatapan permusuhan dari teman - temannya. Tepat saat sampai di depan pintu kelas, jantungnya terasa mau copot. Bukan saja karena mendapati Rangga yang telah menunggu, tapi dengan tingkah laku tu anak. Ditambah kenyataan cecunguk itu dengan santai meraih tangannya. Mengandengnya untuk berjalan beriringan.

"Apa - apa an si loe" Geram Cinta sambil berusaha melepaskan tanganya. Tapi bukannya nurut, Rangga malah semakin mengeratkan gengaman nya.

"Diem loe. Nurut aja apa kata gue. Loe nggak mau kan terus menerus di teror sama fans gue?".

"Ha?" Refleks Cinta menghentikan langkahnya. Kepalanya segera menoleh menatap Rangga. Yang di tatap hanya angkat bahu seolah nggak ada kejadian.

"Gue bilang loe harus menghentikan gosip ini. Bukanya malah membuat mereka semua mengira kita beneran pacaran" Geram Cinta.

"Kita kan emang pacaran. Bukannya kemaren kita sudah sepakat" Balas Rangga Acuh tak acuh.

"Kita?. Loe aja kali. Gue nggak" Ralat Cinta terdengar ketus.

Ia semakin merasa kesel saat mendapati Rangga sama sekali tidak menanggapi nya. Terus melangkah dengan tangan yang masih mengenggamnya erat. Dan Cinta merasa sedikit terkejut saat mendapati kini mereka sudah ada di parkiran.

"Nih pake" kata Rangga sambil menyodorkan Helm kearahnya.

"Hari ini gue anter loe pulang"Sambung Rangga lagi sebelum mulut Cinta sempat terbuka untuk protes.

"Kenapa gue harus pulang sama loe?".

"Tentu saja karena loe pacar gue".

"Gue nggak mau" tolak Cinta tegas.

"Kenapa?".

"Naik motor?.Loe nggak liat gue pake rok" Geram Cinta lagi.

Untuk sejenak Rangga terdiam. Di tatapnya Cinta dari kepala sampai ujung kaki. Entah karena kesel atau apa yang jelas Cinta merasa tidak nyaman di lihatin seperti itu.

"Mulai besok nggak usah pake rok. Lagian nggak pantes banget. Terlalu seksi" kata Rangga sambil melepaskan jaket yang di kenakannya.

"What The Hell!!!. Emang siapa elo, Enak aja maen ngatur hidup gue".

"Gue nggak harus nulis alasannya di jidat loe kan biar loe nggak lupa lagi?" tanya Rangga yang dibalas wajah cemberut Cinta.

"Nih" Rangga menyodorkan Jaket nya tepat kearah muka Cinta.

"Buat apa an?".

"Pake aja otak loe sendiri" Balas Rangga tanpa menoleh. Perhatiannya segera ia alihkan pada motornya. Mengabaikan Cinta yang sudah seperti kambing kebakaran jengot saking keselnya. Hei, Kira - kira di dunia ini ada nggak si yang punya 'Pacar' seajaib ini?.

"Udah. Buruan naik. Panas nie" Kata - kata Rangga sontak menyadarkan Cinta dari lamunan tentang pembunuhan paling sadis yang sedang ia rencanakan untuk nya.

"Kalau gue tetep nggak mau?".

"Gue Nggak menerima penolakan cinta".

Cep. Itu kata beneran ajaib. Dengan cepat Cinta nurut. Entah mendapat keyakinan dari mana, Tapi menurutnya Rangga bukan tipe orang yang suka bermain - main dengan ucapannya.


To be Continue....

Oke All, Sekedar mengingatkan. Jangan lupa like fanpage star ngiht ya. Tempat buat update info terbaru sekalian kalau ada yang mau nanya nanya seputar blog. Untuk Fanpagenya silahkan klik di sini. LovelyStarNight