Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

cerpen King Vs Queen ~ 04

Ah lagi lagi saia telat, sama kayak tahun kemaren. Tapi gak papa deh, berhubung kemaren puasanya satu bulan, soo anggap aja lebarannya juga satu bulan (???),. Nah karena itu, saia sendiri Ana Merya selaku admin star night mengucapkan, Minal aidin wal fa izin, mohon maaf lahir dan batin...

Oke, kalau begitu lanjut........

Sore itu Niken sedang menonton televisi di ruan tengah, tiba-tiba bel rumahnya terdengar, dengan sedikit lesu Niken malangkah mendekati pintu rumahnya. dan membuka pintunya, tampak di luar ada tiga orang cowok berada di depan rumahnya.
"Ada apa?" tanya Niken, dengan sedikit cuek tentunya, karena di depannya ada Gilang dan dua orang temannya yang nggax di kenal nya.


cerpen king vs Queen

"Yaaaah cewek jadi-jadian yang muncul" kata Gilang pada temen-temennya sambil membuka topi yang tadi di kenakannya, tentu saja Niken kaget mendengarnya.
"Eh apa loe bilang... berani ea..." kata Niken dengan sebelnya.
"Siapa dia? cantik banget?" tanya temen Gilang.

"Adiknya Nino" jawab Gilang "tapi sifatnya  beda jauh banget dari Nino, yang ini nyebelin banget..." lanjutnya.
"Heh gue mendengarnya tau..." kata Niken.
"Eh kok seperti ada yang ngomong ea... emmm, siapa sih..." kata Gilang pasang wajah bego sambil cari-cari.
"Woy gue di sini, loe re-se banget sih jadi orang,..." kata Niken makin sewot.
"Oh di situ ada orang, gue fikir..." Gilang menggantungkan ucapannya "Tembok" lanjutnya yang membuat Niken kaget.
"Elo..." tunjuk Niken ke arah Gilang dengan sebelnya.
"Eh cukup, cukup, cukup.... Permisi ea dik... emmm..." Alan menengahi.
"Adek-adek. loe fikir gue adek loe apa..." balas Niken masih sewot.
"Emmm, ea maksud gue..." alan jadi serba salah.
"Kan gue udah bilang, nih anak aneh, dia itu cewek jadi-jadian. So, percuma deh ngomong sama dia..." kata Gilang dengan santainya.
"Eh cowok nggax jadi-jadi. jangan belagu loe ya..." bentak Niken, temen-temen Gilang langsung menahan tawanya mendengar kata-kata Niken.
"Elo berani ngatain gue..." Gilang nggax percaya.
"Kenapa nggax?" tanya Niken.
"Elo..." tunjuk Gilang dengan sebelnya.
"Apa?!" tantang Niken.
"Eh udah-udah-udah... Gilang, loe apa-apaan sih, jangan kayak anak kecil gitu deh... ssst..." kata Alan menenangkan Gilang "Nggax baik berantem gitu, sopan dikit ea, jangan sembarangan..." lanjutnya.
"Dia dulu tuh yang mulai..."
"Ya jangan di masukin ke hati... Di biarin aja, kayak anak kecil tau nggax" kata Alan, tentu saja Niken jadi tersinggung.
"Eh eh eeeeh... Maksudnya apa tuh? jadi... Ceritanya yang kayak anak kecil di sini itu gue? jangan sembarangan ea..." bentak Niken ke arah Alan, yang tentu jadi kaget, maksudnya kan nggax gitu.
"Nggax percaya sih" kata Gilang dengan santainya.
"Eh..." Niken mau marah lagi.
"Emmm maaf" kata temennya yang satu lagi kearah Niken, Niken langsung menatapnya "Gue radit, kita ini temennya Nino. Tadi dia minta kita ke sini. Apa sekarang Dia ada di rumah?" tanyanya sambil tersenyum dengan sopannya, Niken menatapnya.
"Ada" jawab Niken singkat.
"Boleh kita masuk?" tanya radit lagi.
"Yaaa silahkan..." jawab Niken mempersilahkan tamunya untuk masuk, yang lain tentu saja kaget, karena Niken jadi baik gitu.
"Terima kasih..." balas Radit "yuk" ajaknya ke arah Gilang dan Alan. melangkah memasuki rumah Niken.
"Duduk aja dulu, gue panggilin kak Nino bentar..." kata Niken ke arah tamunya, dan melangkah menuju kamar kakaknya, setelah mendapat anggukan dari radit.
"Punya ilmu apa loe?" tanya Alan ke arah Radit.
"Maksud loe?" tanya Radit bingung.
"Ia, kok bisa tuh anak nurut banget sama loe... padahal tadi itu galak banget... sampai serem gue lihatnya..." jawab Alan.
"Kalau maksud kita baik pasti dia ngerti kok" balas Radit.
"0 jadi maksud nya maksud kita tadi nggax baik gitu?" tanya Gilang.
"Gue nggax ngomong gitu lho,..." kata Radit "Tapi Lang, sejak kapan loe kenal sama adiknya Nino?" tanyanya.
"Panjang ceritanya" jawab Gilang "Tapi yang jelas, tuh anak nyebelin banget... pokoknya beda jauh deh sama kakaknya"
"Menurut gue nggax juga, dia baik kok sebenarnya. Tapi sepertinya suasana hatinya lagi nggax enak, atau... dia sepertinya nggax suka sama loe, jadi... apa pun yang loe lakuin itu salah, dan dia juga... cantik" kata Radit.
"Cantik? di lihat dari mananya? sebenernya mata kalian normal nggax sih? masa cewek jadi-jadian gitu di bilang cantik"
"Dari pada 'cowok nggax jadi-jadi' ha ha ha..." kata Alan mengingat julukan yang di berikan Niken untuk Gilang.
"Eh berani loe ea..." Gilang jadi sewot.
"He he he... bercanda. Gue kan cuma ngikutin adiknya Nino aja, tapi... Baru kali ini gue ngelihat elo benci banget sama cewek, kenapa?"
"Ya abis dia itu nyebelin banget, kalau bukan karena Nino, ogah gue ke sini lagi, udah kapok gue di kerjain sama tuh anak"
"Jangan terlalu membencinya gitu... Ntar jadi suka lagi..." kata Radit sambil melihat majalah yang tergeletak di atas meja.
"Suka?! sama Niken? ooooooh noooooooooo..." Gilang geleng-geleng kepala tanda nggax percaya.
"Niken?!" temen-temennya bingung.
"Ia Niken, nama adiknya Nino" kata Gilang.
"Waw, cantik juga..."
"Nora' tau nggax"
"Gilang... Niken... king... Queen... wah pas tuh..." kata Alan tiba-tiba, yang lain langsung kaget.
"Eh... itu... apaan sih loe..." kata Gilang jadi sebel.
"Cocok tau nggax"
"Sekali lagi loe ngomong hal yang mustahil gue tonjok nih..." kata Gilang kearah alan yang langsung menghindar.
"Hei, udah lama?" tanya Nino ke arah temen-temennya, yang baru datang bersama Niken.
"Emmm, belum kok..." jawab alan sambil membenarkan arah duduknya
"Emmm, makasih ea Queen..." lanjutnya ke arah Niken sambil tersenyum.
"apa loe bilang?" tanya Niken sebel.
"Queen. Loe itu cocok kok jadi Queen" jawab Alan sambil tersenyum tentu saja Niken dan yang lainnya kaget, Niken langsung mengalihkan tatapannya ke arah Gilang, yang jadi bingung.
"Awas loe yea..." kata Niken ke arah Gilang.
"Gue?!" Gilang jadi bingung.
"Udah, bikin minum gih" pinta Nino ke arah Niken sambil duduk di samping temen-temennya, Niken melangkah meninggalkan ruang tamu.
"Gue lagi deh yang kena..." kata Gilang sebel.
"Ada apa sih?" tanya Alan bingung.
"Tuh anak kan anti banget sama gue, nah elo malah bilang dia itu Queen, pasti makin buruk image gue di depannya" jawab Gilang.
"Apa hubungannya?" tanya alan makin bingung, begitu juga Nino dan radit.
"Ya iya lah, dia kan juga di panggil Queen di SMU nya, dan sepertinya dia nggax suka dengan julukan itu, di antara kita bertiga tadi cuma gue yang tau itu, jadi pasti dia mikir gue yang udah ngasi tau kalian... orang alan tadi memanggilnya Queen..." jelas Gilang sewot.
"0w... yaaa maaf, gue nggax tau. Tapi... gue bilang dia itu Queen kan lantaran dia itu cantik, cocok jadi Queen, bukan karena mau ngeledekin dia..." Alan bela diri.
"Yaaah gue juga tau, tapi tuh anak kan sedikit aneh gue rasa, jadi..." Gilang langsung menatap Nino "emm#m maksud gue... e sorry no,..." lanjutnya ke arah Nino.
"Lho, kenapa?" tanya Nino.
"Gue nggax bermaksud menghina adik loe..." Gilang merasa nggax enak "Cuma gue ngerasa pasti adik loe berfikir gue yang ngasi tau mereka kalau dia di panggil Queen di SMU nya, dan pastinya itu membuat dia makin membenci gue..." lanjutnya.
"Oooh... santai aja" balas Nino sambil tersenyum.
"Maaf ea Lang, gue nggax bermaksud gitu. Lagian gue nggax tau tadi..." alan jadi merasa bersalah.
"Udah lah, santai aja, tanpa itu gue juga udah buruk kok di depannya, jadi ngax masalah..." kata Gilang akhirnya, yang lain langsung terdiam.
"Iiih re-se. Pasti cowok nggax jadi-jadi itu yang bilang gue di panggil Queen di SMU gue, makanya tadi temennya bilang gitu. Bikin malu aja sih, gue yakin pasti dia ngelakin ini karena mau balas dendam sama gue. Awas aja, gue bales ntar..." kata Niken dengan sebelnya, sambil membuat minuman untuk tamunya.
Setelah selesai membuat minum, Niken membawa nya menggunakan nampan, dan sepiring cake yang tadi si buat mamanya. Niken meletakkan nampan di atas meja, dan memberikan air minum di depan tamu-tamunya. Sambil melirik Gilang dengan sebelnya saat meletakkan ari minum di depan Gilang, yang tentu membuat Gilang jadi curiga.  Jangan-jangan minumannya di apa-apain lagi.
"Yuk di minum..." tawar Nino ke arah tamu-tamunya, Niken melangkah menuju kursinya tadi meninggalkan tamunya bersama Nino, dan melanjutkan nonton tv nya.
"i... iya, terima kasih..." jawab temen-temennya, dan langsung meminum minumannya, kecuali Gilang tentunya.
"Lang, kenapa?" tanya Nino, karena Gilang hanya diam saja.
"eh, e nggax kenapa-napa kok" jawab Gilang.
"Loe nggax mau minum?" tanya Nino.
"Gue... belum haus, ntar aja kalau gue haus..." jawab Gilang, sambil melirik minumannya, Niken yang mendengarnya jadi tersenyum sendiri. karena ia duduk membelakangi tamunya, jadi tidak ada yang tau apa yang di lakukannya.
"Loe takut kejadian kemaren terulang lagi ea?" tanya Nino, yang lain langsung kaget "loe tenang aja, gue jamin nggax bakal terualang lagi..."
"Emmm, bukan itu, tapi..." Gilang nggax meneruskan kata-katanya.
"Ya udah, agar loe percaya, nih loe minum air minum gue aja, gue yang minum minuman elo..." kata Nino sambil menukar gelas air minum Gilang dengan gelas minumannya.
"Emang kenapa?" tanya radit bingung, begitu juga sama alan.
"Emmm, nggax ada apa-apa kok..." jawab Gilang dan meminum minumannya yang udah di tukar sama Nino.
"Gimana?" tanya Nino.
"Biasa aja" jawab Gilang.
"Bagus deh..." Nino lega mendengarnya "Emmm, gue udah menunggu dua jam tau nggax, gue kira kalian nggax datang" lanjutnya.
"Mana mungkin lah... Tapi, ini semua gara-gara Alan tuh, lama banget..." kata Radit ke arah Alan.
"Yaaa maaf, gue lupa, jadi... Ketiduran" jawab Alan sambil cengengesan.
"Yeee,..." kata temen-temennya.
"Tapi kan belum kesorean, orang baru jam tiga juga..." Alan bela diri setelah melihat jam tangannya. Niken yang mendengarnya jadi kaget.
"Jam tiga?" tanya Niken sendiri "sepertinya... ada kejadian yang gue lupain. pada jam tiga... tapi.. apa yea?" lanjutnya sambil mengingat-ingat, lalu melirik temen-temen kakaknya yang ngobrol sambil sesekali tertawa bersama.
"Ah sepertinya... Cuma perasaan gue aja, mana mungkin lah..." kata Niken dan kembali melihat ke televisi.
"Eh gimana kalau kita foto?" tanya alan sambil mengambil ha-pe nya.
"Fhoto?!" tanya temen-temennya kaget.
"Ia, fhoto, jarang-jarang lho kita bisa bersama-sama seperti ini" kata alan sambil tersenyum.
"Emmm...." temen-temennya terlihat mempertimbangkan ide alan.
"Gimana?" tanya Alan ke arah temen-temennya.
"Nggax jelek-jelek amet..." jawab Radit.
"Yang lain?" tanya Alan, Nino dan Gilang mengangguk setelah mempertimbangkan nya "Nah gitu donk, sini semuanya..." lanjutnya sambil mengarahkan campera ke arah depan.
"Kirim donk, fhotonya..." pinta Nino sambil memencet-mencet ha-penya.
"Bentar ea..." kata Alan yang juga memencet-mencet ha-pe nya.
"Ke ha-pe gue juga ea..." kata radit sambil mengeluarkan ha-penya begitu juga sama Gilang.
"ih, nora'..." kata Niken saat melihat apa yang di lakukan temen-temen kakaknya "Kurang kerjaan banget" lanjutnya.
"Apa yea, yang gue lupakan... Ayo donk ingat..." kata Niken sambil mikir-mikir, dan melihat kearah televisinya yang udah nggax tau, apa yang ia tonton "emm tapi,...."  lanjutnya beberapa saat, dan kembali melihat ke arah tamunya "oh ia..."
Tatapan Niken terhenti di depan Radit yang sedang ngobrol bareng yang lainnnya. Tentu saja Niken jadi kaget, karena saat itu Radit menggunakan baju warna hijau, jaket hitam, dan celana silver. Jangan-jangan...
"Radit?!" Niken kaget "Dia jodoh gue? Mana mungkin..." lanjutnya dan langsung melangkah meninggalkan ruang tengah, menuju kamarnya dengan buru-buru.Gilang yang menyadari itu terus menatap Niken hingga hilang dari pandangan, sementara temen-temen yang lain masih asyik ngelihatin fhoto yang tadi di ambil sambil tertawa-tawa.
"Ini pasti mustahil. Mana mungkin. Gue kan nggax pernah ketemu Radit sebelumnya... Gue nggax percaya... Ini pasti bohong. Gue sama Radit.... Nggax?!" kata Niken masih syok begitu tiba di kamarnya.
"Tapi... Kenapa Radit ke sini dengan menggunakan pakai-pakaian yang itu, kenapa di saat gue tau yang katanya jodoh gue itu, mengenakan pakai-pakaian itu, kenapa? nggax mungkin cuma kebetulan kan..."
"Aaahh... apa yang terjadi sama gue... gue nggax mau percaya... nggax mungkin, ini pasti cuma mimpi, ia, ini hanya mimpi. gue tidur saja kali ea, ntar setelah gue bangun, pasti gue tau kalau ini hanya mimpi" kata Niken dan langsung memejam kan matanya.




 To Be Continue.....
Coment'Q >>>> Pada ngerasa gak si?, ini cerita kok dialog semua ya?. #hammer.....

PS : Jangan Lupa Add Penulisnya ya.. >>> Mia Mulyani

Ana Merya
Ana Merya ~ Aku adalah apa yang aku pikirkan ~

Post a Comment for "cerpen King Vs Queen ~ 04"